Langit tampak kelabu sejak siang tadi, aku fikir akan hujan, dan ya tepat pukul 16.00 kota Medan ku diguyur air langit. Ah! Bagaimana aku pulang ke rumah tanpa basah kuyup, tanpa mantel, tanpa payung, ataupun jaket yang bisa ku gunakan untuk berlindung dari rintikan-rintikan hujan ini?
Aku pun berlari ke warung di dekat halte tempat aku menunggu bis yang akan membawaku pulang kerumah, tapi ah..lama sekali. Aku memang suka pergi ke tempat ini. Aku memang tidak begitu suka tempat yang ramai belakangan ini. Aku lebih suka duduk sendiri di tempat bermain yang ada di Lapangan Merdeka, berpangku tangan dan melihat langit, sangat indah kurasa. Ditambah lagi, aku bisa berpikir jernih dan merangkai skema-skema tentang apa-apa saja yang harus ku lakukan di kemudian hari, tapi sial...imajinasiku buyar ketika aku mulai melihat gumpalan langit hitam tepat di atas kepalaku. Aku harus segera pulang, tapi aku masih ingin disini. Itulah yang menyebabkan mengapa aku terjebak oleh tentara air langit yang sejatinya telah mengingatkan aku untuk kembali kerumah sejak tadi, tapi aku mengabaikannya.